Selasa, 20 April 2010

Back to Nature

Mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan bagaimana seharusnya pola konsumsi masyarakat dewasa ini. Terlebih lagi dengan semakin banyaknya bahan makanan yang terpapar oleh zat-zat kimia, yang tentunya pada jangka panjang akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Sebut saja hormon, antibiotik, pestisida, herbisida, insektisida, pupuk kimia, radiasi untuk mematikan kuman, dan GMO (Genetically Modified Organism), yang dapat mengendap menjadi unsur-unsur berbahaya bersifat karsinogen.

Bahan pangan yang dibudidayakan secara organik menggunakan teknologi alami, yaitu:

- Penggunaan pupuk alam (pupuk kompos dan kandang) yang digunakan untuk mempertahankan kesuburan tanah. Dengan demikian, populasi cacing tanah akan meningkat dan tanah menjadi kaya akan nitrogen dan menjadi subur dengan sendirinya.

- Penanggulangan hama dengan menanam secara selang-seling sehingga serangan hama tertentu bisa diputus mata rantainya. Selain itu, bila perlu dilakukan pemberian pestisida hayati (berupa musuh atau hama alami yang sengaja diternak oleh petani) dan pestisida nabati (berupa tanaman-tanaman pengendali hama penyakit yang diracik menjadi cairan obat bagi tanaman).

Konsep 'alami' inilah yang menjadi ciri khas dari pangan organik, dan harusnya dapat menjadi kepuasan tersendiri bagi konsumen karena telah berpartisipasi turut merawat alam sekitar kita. Alam telah memberikan yang terbaik bagi kita dan oleh sebab itu, kita harus mengembalikan yang terbaik juga bagi alam. Dengan mengkonsumsi tanaman organik, maka selain tubuh menjadi lebih sehat, kita secara tidak langsung turut menjaga kelestarian lingkungan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar